Kenali Obat-Obatan Corona untuk Pasien Covid-19

Kenali Obat-Obatan Corona untuk Pasien Covid-19

Selain melalui vaksinasi, sejumlah obat-obatan corona kini telah digunakan sebagai upaya untuk menurunkan tingkat keparahan gejala yang dialami oleh pasien Covid-19. BPOM RI juga telah memberikan izin terhadap dua jenis zat aktif yang dapat digunakan sebagai obat Covid-19.


Dua jenis zat aktif tersebut adalah Favipiravir dan Remdesivir. Selain dua jenis zat aktif tersebut, terdapat beberapa obat-obatan yang diduga dapat mengatasi infeksi virus Covid-19. Lantas, apa saja obat-obatan tersebut dan bagaimana khasiatnya?


Apa Saja Obat-obatan Corona?


1. Favipiravir
Favipiravir merupakan jenis obat antivirus yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai jenis virus influenza yang termasuk ke dalam jenis virus RNA. Obat antivirus ini telah digunakan untuk mengatasi virus influenza A yang mengakibatkan flu babi dan flu burung.


Favipiravir bekerja melawan virus dengan cara menghambat kerja enzim RNA polimerase. Sebuah enzim yang berperan untuk memperbanyak jumlah virus. Saat kerja enzim ini dihambat, maka virus tidak mampu berkembangbiak. Dengan begitu, maka jumlah virus dalam tubuh akan berkurang.


Virus corona atau SARS-CoV-2 diketahui juga tergolong jenis virus RNA. Maka dari itu, Favipiravir diduga memiliki kemampuan untuk mengontrol jumlah virus corona dalam tubuh penderita. Dengan konsumsi obat Favipiravir, maka diharapkan kondisi paru-paru penderita Covid-19 dapat membaik.


Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa obat-obatan corona ini ampuh untuk menurunkan jumlah virus sekaligus mempercepat perbaikan paru-paru pada pasien Covid-19. Selain itu, penggunaan Favipiravir sebagai obat Covid-19 juga aman.


Menurut kajian farmakologi yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Farmakologi dan Klinik Indonesia, Favipiravir relatif aman dikonsumsi. Namun, penggunaannya perlu dihindari pada ibu hamil. Pasalnya, hal ini berisiko menyebabkan terjadinya embriotoksik dan teratogenik.


Merek dagang obat yang berasal dari Rusia yaitu Avifavir telah mendapatkan izin dari BPOM RI untuk penggunaan darurat. Sementara itu, efek samping dari obat ini disebut minimal, sehingga aman digunakan. Meski begitu, penetapan Favipiravir sebagai obat corona ampuh perlu diteliti lebih lanjut.


2. Lopinavir-Ritonavir
Dalam dunia medis, Lopinavir-Ritonavir merupakan jenis obat antivirus yang umumnya diaplikasikan untuk mengatasi hepatitis C dan penyakit HIV. Obat ini pernah diteliti dan menunjukkan efektivitas yang cukup signifikan terhadap virus yang menyebabkan SARS.


SARS sendiri merupakan kelompok virus yang sama dengan virus penyebab Covid-19, yaitu SARS-Cov-2. Atas penelitian itulah, Lopinavir-Ritonavir diharapkan dapat bermanfaat untuk menangani atau menyembuhkan pasien Covid-19.


Sayangnya, sampai saat ini Lopinavir-Ritonavir belum terlihat memberikan manfaat bagi para penderita Covid-19. Manfaat tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut. Selain itu, kombinasi obat tersebut ternyata bisa menimbulkan banyak efek samping dibandingkan obat corona lainnya.


3. Dexamethasone
Dexamethasone merupakan jenis obat yang berasal dari golongan kortikosteroid. Golongan obat-obatan yang dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit autoimun, reaksi alergi, dan peradangan. Selain itu, Dexamethasone juga digunakan untuk meminimalisir keluhan akibat efek dari kemoterapi.
Dexamethasone dikenal sebagai obat anti radang yang dipercaya mampu menurunkan risiko cedera dan disfungsi organ pada paru-paru.


Institut Kesehatan Nasional dari Amerika Serikat bahkan telah merekomendasikan Dexamethasone sebagai obat untuk perawatan pasien Covid-19, yang membutuhkan oksigen tambahan atau menggunakan ventilator mekanis.


Sifat anti radang pada Dexamethasone membuat obat ini diduga dapat mencegah kerusakan paru-paru yang dialami oleh penderita Covid-19. Manfaat inilah yang dapat menurunkan angka kematian penderita Covid-19 yang mengalami gejala parah.


Dexamethasone sebagai obat-obatan corona mampu mengurangi risiko kematian pasien Covid-19 hingga 30% pada penderita yang menggunakan ventilator. Sementara itu, obat ini juga mampu menurunkan risiko kematian hingga 20% pada pasien yang membutuhkan oksigen tambahan.


Namun, sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa Dexamethasone tidak mampu membunuh virus Covid-19 di dalam tubuh. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa obat ini tidak memberikan hasil signifikan ketika diaplikasikan pada penderita Covid-19 yang mengalami gejala ringan.


4. Heparin
Heparin merupakan jenis obat yang digunakan untuk membantu mencegah sekaligus mengobati penggumpalan darah. Heparin bekerja dengan cara menghambat faktor penyebab pembekuan, yaitu protein yang berperan pada proses pembekuan darah.


Berdasarkan jurnal dari Harvard Health Publishing, diketahui bahwa hampir semua pasien yang mendapatkan perawatan Covid-19 di rumah sakit mendapatkan obat yang mampu mencegah pembekuan darah. Heparin menjadi salah satu obat yang mempunyai kemampuan tersebut.


Heparin dikenal juga dengan nama antikoagulan atau obat pengencer darah. Penderita Covid-19 bisa mengalami pembekuan darah di dalam tubuhnya. Jika kondisi ini terjadi, maka risiko terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru semakin meningkat.


Apabila pembuluh darah pada paru-paru tersumbat, maka pasien Covid-19 bisa mengalami kekurangan asupan oksigen. Tentu saja, hal ini akan memperburuk kondisi pasien. Oleh karena itu, Heparin diduga bermanfaat bagi pasien Covid-19 yang mengalami tanda-tanda penggumpalan darah.


Meski begitu, namun belum banyak penelitian mengenai fungsi Heparin bagi pasien Covid-19. Maka dari itu, perlu penelitian lebih lanjut mengenai fungsi dan pedoman resmi dalam mengaplikasikan obat ini kepada pasien Covid-19.


5. Remdesiver
Organisasi Kesehatan Dunia atau dalam hal ini WHO, telah mengeluarkan rekomendasi bersyarat pada 20 November 2020 lalu mengenai penggunaan Remdesiver bagi penderita Covid-19. Bahkan, satu bulan sebelumnya, Food and Drug Administration di Amerika Serikat juga telah memberikan persetujuan terhadap penggunaan Remdesiver sebagai obat Covid-19.


Remdesiver diindikasikan dapat menjadi obat corona untuk orang dewasa dan anak-anak yang berusia di atas 12 tahun serta memiliki setidaknya 40 kg berat badan. Lantas, bagaimana cara kerja Remdesivir sebagai obat corona?


Beberapa tahun yang lalu, Remdesivir sudah pernah diaplikasikan untuk membantu mengatasi EBOLA. Pada pasien Covid-19, Remdesivir bekerja dengan cara menghambat replikasi virus SARS-Cov-2 dalam tubuh pasien.


Saat virus Covid-19 masuk ke dalam tubuh, maka virus tersebut akan menempel di bagian reseptor ACE2 yang biasanya ditemukan dalam saluran pernapasan. Selanjutnya, virus akan masuk ke dalam jaringan paru dan melakukan replikasi untuk memperbanyak diri.


Dalam hal ini, Remdesivir berperan untuk mencegah terjadinya replikasi virus SARS-CoV-2 pada paru-paru. Dengan begitu, maka jumlah virus corona tidak semakin banyak dan tingkat keparahan akibat infeksi virus corona yang dialami pasien pun bisa dikurangi.


Itulah sejumlah obat yang diduga memiliki kemampuan untuk mencegah dan mengurangi gejala infeksi virus corona. Namun, penggunaan obat-obatan corona tersebut harus mendapatkan pengawasan dari dokter. Selain itu, masih ada beberapa obat yang harus diteliti lebih lanjut.


Melindungi diri dari ancaman infeksi virus corona bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya adalah dengan rajin menerapkan protokol kesehatan ketika bepergian. Selain itu, memastikan bahwa udara di ruangan kerja atau di rumah selalu bersih dan bebas kuman juga menjadi hal yang penting.


DREW Air Purifier (@drewcare.id) • Instagram photos and videos


Agar udara di ruangan lebih segar dan bebas virus atau polusi, sangat direkomendasikan untuk menggunakan air purifier. Produk penyaring udara dari drewcare.id ini dapat membantu membersihkan udara, sehingga nafas lebih lega karena menghirup udara yang segar dan bebas polutan.

Back to blog