Mengenal 7 Jenis Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia

Mengenal 7 Jenis Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia

Kemenkes RI sudah menetapkan 7 jenis vaksin Covid-19 yang digunakan untuk program vaksinasi. Hal tersebut sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/Menkes/12756/2020 mengenai sejumlah vaksin yang akan digunakan di Indonesia.
Tujuh vaksin tersebut diantaranya adalah Oxford-AstraZeneca, Moderna, Sinopharm, Sinovac, Pfizer-BioNTech, Novavax, dan vaksin Merah Putih yang diproduksi oleh PT Bio Farma. Lantas, apa saja perbedaan tujuh jenis vaksin corona tersebut?
Daftar Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia


1. Oxford-AstraZeneca

  • Nama vaksin : AZD1222
  • Bahan dasar : Viral vector (virus hasil rekayasa genetika)
  • Negara asal : Inggris
  • Uji klinis : Fase III (hampir selesai)

Lokasi : Inggris, Afrika Selatan, Amerika, Peru, Colombia, Argentina
Dosis : 2 dosis dengan jarak 4 – 12 minggu (0,5 mL per dosis)
Usia peserta : 18 – 55 tahun
Efikasi vaksin : 75%


AstraZeneca merupakan vaksin hasil rekayasa genetika yang mengandung virus tidak berbahaya. Setelah disuntikkan, virus tersebut akan masuk ke sel tubuh. Selanjutnya, kehadiran vaksin dalam tubuh akan memicu sistem imun tubuh untuk memproduksi antibodi.


Sistem imun tubuh juga akan mengaktifkan sel imun yang nantinya dapat melawan virus corona. Berdasarkan uji klinis, efek samping vaksin AstraZeneca hanya bersifat ringan hingga sedang. Umumnya, efek samping tersebut dapat sembuh setelah beberapa hari.


Beberapa gejala yang banyak terjadi (>10%) adalah nyeri otot, gatal, kemerahan, bengkak di tempat suntikan, lelah, demam, menggigil, mual, sakit kepala, radang tenggorokan, batuk, dan juga flu.
Sementara itu, gejala yang jarang terjadi adalah nafsu makan turun, pembesaran kelenjar getah bening, nafsu makan turun, kulit gatal, muncul ruam, dan keringat berlebihan.


2. Sinovac

  • Nama vaksin : CoronaVac
  • Bahan dasar : virus SARS-Cov-2 yang sudah dimatikan (inactivated virus)
  • Negara asal : China
  • Uji klinis : fase III (selesai)

Usia peserta : 18 – 59 tahun
Lokasi : China, Brazil, Indonesia, Chile, dan Turki
Dosis : 2 dosis dengan jarak 14 hari (0,5 mL) per dosis
Efikasi vaksin : 91,25% di Turki dan 65,3% di Indonesia


Sinovac telah melampaui batas standar minimal sebesar 50% yang ditetapkan oleh FDA dan WHO. Sinovac juga telah mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use of authorization) dari BPOM Indonesia serta telah mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).


Vaksin Sinovac dinilai aman karena hanya menimbulkan efek samping yang sifatnya ringan dan sementara. Efek samping yang dapat terjadi adalah nyeri otot, sakit kepala, dan nyeri di lokasi penyuntikan. Namun, efek samping tersebut rata-rata hilang dalam kurun waktu 3 hari.


Setelah disuntikkan, virus non-aktif akan memicu imun tubuh untuk memproduksi antibodi yang mampu melawan serangan infeksi virus corona. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), metode tersebut terbukti dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi virus corona.


3. Moderna

  • Nama vaksin : mRNA-1273
  • Bahan dasar : mRNA (messenger RNA)
  • Negara asal : Amerika Serikat
  • Uji klinis : fase III (selesai)

Usia peserta : 18 – 55 tahun
Lokasi : Amerika Serikat
Dosis : 2 dosis dengan jarak 28 hari (0,5 mL per dosis)
Efikasi vaksin : 94,1%


Moderna merupakan vaksin virus corona yang dibuat dari bahan berupa mRNA yang merupakan salah satu bahan genetik dari virus. Vaksin mRNA tersebut bekerja dengan cara mengarahkan sel-sel tubuh agar memproduksi protein yang berbentuk menyerupai protein virus corona.


Lebih lanjut, sel-sel tubuh kemudian akan menghasilkan antibodi yang dapat melawan protein tersebut. Nah, antibodi itulah yang berguna untuk melindungi tubuh dari infeksi virus corona yang dapat terjadi sewaktu-waktu.


Efek samping yang dapat terjadi setelah disuntik vaksin Moderna antara lain nyeri otot, sendi, dan juga sakit kepala. Bengkak, nyeri di tempat suntikan, dan kemerahan juga dapat terjadi dengan derajat mulai dari ringan sampai sedang. Namun, efek samping tersebut dapat hilang setelah 2 hari.


4. Sinopharm

  • Nama vaksin : BBIBP-CorV
  • Bahan dasar : Virus yang telah dimatikan (inactivated virus)
  • Negara asal : China
  • Uji klinis : fase III (selesai)

Usia peserta : 18 – 85 tahun
Lokasi : China, Maroko, Uni Emirat Arab, Mesir, Jordan, Bahrain, Peru, Pakistan
Dosis : 2 dosis dengan jarak 21 hari (0,5 mL per dosis)
Efikasi vaksin : 79,34% di Uni Emirat Arab


Sinopharm memiliki cara kerja yang sama seperti vaksin Sinovac, yaitu dengan memicu sistem imun tubuh untuk memproduksi antibodi terhadap keberadaan virus corona menggunakan virus yang dimatikan.
Vaksin Sinopharm BBIBP telah melalui uji klinis hingga fase 3 dan terbukti aman karena tidak menyebabkan efek samping serius.


5. Novavax

  • Nama vaksin : NVX-CoV2372
  • Bahan dasar : Protein subunit
  • Negara asal : Amerika Serikat
  • Uji klinis : fase III

Usia peserta : 18 – 59 tahun
Lokasi : Afrika Selatan, India, Meksiko, Inggris
Dosis : 2 dosis dengan jarak 21 hari (0,5 mL per dosis)
Efikasi vaksin : 85 – 89%


Novavax merupakan jenis vaksin Covid-19 yang menggunakan bahan berupa protein subunit. Protein dibuat secara khusus dengan bentuk menyerupai protein alami virus Covid-19.


Setelah masuk ke dalam tubuh, protein akan memicu antibodi untuk melawan sekaligus mencegah infeksi virus corona.


6. Pfizer-BioNTech

  • Nama vaksin : BNT162b2
  • Bahan dasar : mRNA (messenger RNA)
  • Negara asal : Amerika Serikat
  • Uji klinis : fase III (selesai)

Usia peserta : 16 – 55 tahun
Lokasi : Amerika Serikat, Jerman, Brazil, Afrika Selatan, Turki, Argentina
Dosis : 2 dosis dengan jarak 3 minggu (0,5 mL per dosis)
Efikasi vaksin : 95%


Sama halnya dengan Moderna, Pfizer-BioNTech juga menggunakan bahan dasar berupa mRNA. Namun, hasil uji klinis vaksin Pfizer-BioNTech sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Moderna. Meski begitu, kedua jenis vaksin mRNA tersebut secara umum mempunyai efek samping dan tingkat keamanan yang hampir sama.


7. Vaksin Merah Putih
PT BioFarma bekerjasama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dalam upaya melakukan penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19. Meski sudah banyak jenis vaksin yang hadir di Indonesia, namun vaksin Merah Putih ini akan terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan vaksin masyarakat Indonesia.


Sama halnya dengan proses pengembangan vaksin jenis lainnya, vaksin Merah putih juga diawali dengan penelitian dan pengembangan (RND), uji klinis, dan produksi skala industri. Namun, pengembangan vaksin ini masih menemui banyak kendala sehingga belum dapat diproduksi massal.


Itulah perbedaan jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia. Dengan kehadiran vaksin, diharapkan bisa menjadi solusi terbaik untuk menghentikan pandemi Covid-19 di dunia, khusus di Indonesia. Meski sudah divaksin, masyarakat diimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.


Aktivitas di masa pandemi tentu akan lebih nyaman jika dilakukan di ruangan dengan udara yang bersih dan segar. Untuk menciptakan ruangan dengan udara yang bebas polutan, menggunakan produk air purifier dari drewcare.id merupakan solusi tepat agar bisa #BernafasLebihBaik dan lega seharian.

Back to blog